Anatomi Batang
MAKALAH
“ANATOMI
BATANG”
Disusun Oleh
Kelompok 3 :
Thasya Kamila.G
Yesi Repwinda
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
ANATOMI BATANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Batang merupakan
bagian dari tumbuhan yang amat
penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa
batang merupakan hal yang sangat vital dari organ-organ yang ada pada suatu
tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan
tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang
seperti suatu hal yang tidak dapat di pisahkan. Batang sendiri mempunyai
beberapa yang menyusun suatu batang tumbuhan tersebut.dalam makalah
ini,kelompok kami akan membahas tentang”anatomi batang” yang akan membahas
tentang beberapa sub pembahasan antara lain Struktur dan perkembangan batang
dikotil, Struktur dan perkembangan batang monokotil, serta Struktur dan
perkembangan batang gymnospermae.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dsebut dengan batang?
2.
Bagaimanakah struktur batang dikotil?
3.
Bagaimanakah struktur batang monokotil ?
4. Bagaimanakah struktur batang gymnospermae
?
5. Bagaimanakah perkembanagan batang primer?
6. Bagaimanakah perkembangan
batang sekunder?
7. Apa sajakah tipe tipe batang ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian
batang
2. Mengetahui struktur
batang dikotil?
3
Mengetahui struktur batang monokotil ?
4.
Mengetahui struktur batang gymnospermae ?
5. Mengetahui perkembanagan batang primer?
6. Mengetahui perkembangan batang sekunder?
7. Mengetahui tipe tipe dari batang ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian batang tumbuhan
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan merupakan
tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Batang merupakan bagian tubuhtumbuhan yang amat penting dan merupakan
tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Pada umumnya batang mempunyai sifat sifat berikut :
a. Umumnya
berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain,
akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang
dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
b. Terdiri atas
ruas ruas yang masing masing dibatasi oleh buku buku, dan pada buku buku inilah
terdapat daun.
c. Tumbuhnya
biasanya keatas, menuju cahaya bersifat fototrop/ heliotrop.
d. Selalu
bertambah panjang diujungnya. Sehingga disebut batang mempunyai pertumbuhan
yang tidak terbatas.
e. Mengadakan
percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang kadang
cabang atau ranting yang kecil.
f. Umumnya
tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek. Misalnya rumput dan
waktu batang masih muda.
Sebagai
bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk :
1.
Mendukung bagian bagian tumbuhan yang ada diatas
tanah, yaitu : daun, bunga dan buah.
2.
Dengan percabangannya memperluas asimilasi.
3.
Jalan pengangkutan air dan zat zat makanan dari bawah
keatas dan jalan pengangkutan hasil hasil asimilasi dariatas kebawah.
4.
Menjadi tempat penimbunan zat zatmakanan cadangan.
B. Struktur
Anatomi batang
Pada umunya struktur anatomi batang
terdiri dari :
a) Epidermis
Jaringan
epidemis batang tersusun oleh lapisan sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar
sel. Dinding sel sebelah luar dilngkapi dengan kutikula yang berfungsi untuk
melindungi batang dari kekeringan. Pada tumbuhan kayu yang telah tua
terdapat cambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan
primer. Aktivitas cambium gabus adalah untuk melakukan pertukaran gas melalui
celah yang disebut lentisel. Epidermis batang tertentu dapat
membentuk derivate, antara lain menjadi sel silica dan sel gabus. Misalnya pada
epidermis batang tebu.
b) Korteks
Korteks
batang tersusun oleh sel-sel parenkim yang berdidinding tipis. Letak sel-sel
parenkim ini tidak teratur sehingga banyak berbentuk ruang antarsel. Korteks
juga tersusun atas kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi
menyokong dan memperkuat tubuh. Sel-sel disebelah dalam korteks
mengandung amilum; bagian tersebut dinamakan sarung tepung (floeterma)
c) Stele
(silinder pusat)
Stele
batang terletak disebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele
disebut periskel. Didalam stele terdapat sel parenkim
dan berkas pengangkut berupa xylem dan floem. Pada tumbuhan dikotil, bagian
tepi stele dibatasi oleh cambium, sedangkan pada tumbuhan pada tumbuhan
monokotil tidak terdapat cambium. Aktivitas kambiumpada akar dan batang sama,
yaitu arah luar membentuk unsure kulit, kearah dalam membentuk unsure kayu.
Pertumbuhan kearah dalam jauh lebih banyak, sehingga jkayu yang dihasilkan juga
tebal. Kayu pada akar dan batang tersusun oleh pembuluh kayu. Kulit
akar dan batang tersusun oleh pembuluh tapis dan sel pengiringnya. Jaringan
penguat dapat berupa kolenkim, sklerenkim, dan parenkim.
Cambium
yang terletak antara berkas p[engangkut dan parenkim disebut cambium
fasikuler, sedangkan cambium yang terletak diantara dua berkas
pengangkut disebut cambium interfasikuler. Bagian yang berubah
menjadi cambium tidak hanya parenkim diantara xylem dan floem saja tetapi juga
sel-sel jaringan empulur yang segaris dengan cambium fasikuler. Adanya cambium
menyebabkan adanya pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan diameter batang
membesar. Aktivitas cambium tidak selalu sama dan teratur. Pada musim hujan,
aktivitas pertumbuhan cambium lebih giat dibandingkan musim kemarau. Akibatnya
terjadi perbedaan lebar cincin kosentis yang disebut lingkaran tahun.
Aktivitas
cambium merusak jaringan yang terdapat pada floeterma, korteks, dan epidermis.
Kemudian terbentuklah cambium, khususnya dibawah epidermis, yang disebut
cambium gabus (felogen). Felogen dapat membelah kearah luar saja
atau kearah dalam saja.
Berkas
pengangkut monokotil letaknya tersebar tidak teratur. Masing-masing berkas
pembuluh pada tumbuhan monokotil terbungkus sarung berkas
pengangkut. Struktur berkas pengangkut batang dikotil sama dengan akar
monokotil muda, yaitu membentuk lingkaran (Solomon met al. 2005)
Di bagian
belakang meristem apikal yang tersusun dengan berurutan ada protoderm yang akan
mengalami proses pembentukan menjadi epidermis, prokambium mengalami proses
pembentukan xilem, floem dan juga kambium vaskuler, serta pada bagian meristem
dasar yang akan mengalami proses pembentukan menjadi empulur dan juga korteks.
Pada umumnya bagian batang pada tumbuhan yang tergolong dikotil mempunyai
susunan seperti lapisan epidermis, korteks, dan juga stele
- Epidermis
Epidermis di
bagian batang pada tumbuhan yang tergolong dikotil yakni susunan dari sel pipih
yang rapat. Bagian ini mempunyai fungsi untuk melakukan perlindungan terhadap
jaringan yang terletak di bagian dalam batang, setelah batang mengalami suatu
proses pertumbuhan sekunderPada bagian-bagian tertentu, ternyata epidermis akan
mengalami pemecahan dan kemudian akan diisi oleh jaringan gabus yang diperoleh
dari bagian kambium gabus. Lapisan yang ada gabusnya ini sering disebut sebagai
lentisel. Lentisel sendiri mempunyai fungsi sebagai suatu tempat yang digunakan
untuk melakukan pertukaran gas dan juga proses penguapan.
- · Korteks
Korteks yang ada
di bagian batang pada tumbuhan yang tergolong dikotil merupakan jaringan yang
susunannya terdiri dari sel-sel parenkim yang digunakan sebagai jaringan
dasarnya. Korteks batang sendiri terbagi menjadi dua yakni korteks bagian luar
dan korteks bagian dalam. Korteks bagian luar terdiri dari bagian sel-sel
kolenkim yang berkoloni atau pun bagian sel-sel kolenkim yang bercampur menjadi
satu (selang-seling) dengan bagian sel-sel parenkim yang mengalami proses
pembentukan lingkaran yang tertutup.
Pada korteks
bagian luar tidak terlihat pada bagian batang semua jenis tumbuhan, melainkan
hanya jenis-jenis tumbuhan tertentu saja. Sedangkan pada korteks bagian dalam
bisa terlihat pada bagian batang semua jenis tumbuhan. Hal ini bisa terjadi
karena korteks bagian dalam adalah bagian pemisah antara bagian korteks dengan
bagian stele. Korteks bagian dalam terbentuk dari bagian sel-sel parenkim.
Korteks bagian dalam yang ada pada tumbuhan mempunyai biji tertutup yang
mempunyai suatu lapisan sel yang akan mengalami proses pembentukan menjadi
lingkaran dan di dalamnya berisi butir-butir pati yang sering disebut sebagai
seludang pati.
- · Stele
Stele atau
sering disebut sebagai silinder pusat di bagian batang pada tumbuhan yang
tergolong dikotil adalah bagian yang paling dalam dari bagian batang itu
sendiri yang letaknya di sebelah dalam bagian endodermis. Stele tersusun atas
lapisan paling luar yang sering disebut dengan perikambium atau bisa juga
disebut dengan perisikel. Di dalam perikambium sendiri ada empulur dan juga
berkas vaskuler yang terdiri atas dua bagian yakni floem dan juga xilem.
Definisi dari empulur ialah dimana parenkim terletak di bagian tengah-tengah
stele. Selain itu empulur juga terletak di bagian sekitar berkas vaskuler yang
mempunyai bentuk serupa dengan jari-jari, sehingga sering disebut sebagai
jari-jari empulur. Pada bagian berkas vaskuler yang ada di floem dan juga
xilem pada tumbuhan yang tergolong dikotil terbentuk menyerupai cincin yakni
dengan cara kolateral terbuka.
Proses ini
berarti menandakan bahwa di antara bagian floem dan juga xilem terkandung
kambium di dalamnya. Berkas vaskuler sendiri bisa tersusun dari prokambium yang
selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi yang akan menjadi berkas
kolateral bersama dengan xilem dan juga floem primer. Prokambium yang terletak
pada bagian antara xilem dan juga floem juga akan mengalami deferensiasi yang
membentuk menjadi kambium vaskuler. Sedangkan bagian kambium sendiri yang
tersusun dari bagian parenkim pada area yang ada di antara xilem dan juga
floem, akan selalu berdampingan sehingga sering disebut sebagai kambium
intervaskuler. Kedua bagian kambium itu akan mengalami proses pembentukan
menjadi lingkaran kambium yang memiliki bentuk utuh.
2. Struktur anatomi batang monokotil
Pada bagian
meristem apikal pada tumbuhan yang tergolong monokotil yang mempunyai ukuran
yang relatif lebih kecil daripada bagian meristem apikal pada tumbuhan yang
tergolong dikotil. Meristem akan mengalami proses pembentukan menjadi tunas aksiler,
bakal daun, dan juga epidermis. Di bagian bawah meristem apikal, ada pula
bagian meristem perifer.
Definisi
dari meristem perifer ialah meristem primer yang mengalami proses pelebaran dan
penebalan di area sekitar bagian meristem apikal. Meristem perifer akan
berkembang membentuk bagian-bagian utama dari batang yang di dalamnya terdapat
suatu ikatan pembuluh. Tidak beda dengan dengan tumbuhan yang tergolong
dikotil, pada tumbuhan yang tergolong monokotil juga terdiri atas lapisan
epidermis, korteks, dan juga stele.
- · Epidermis
Epidermis bagian
batang pada tumbuhan yang tergolong monokotil mempunyai bagian dinding sel yang
cenderung lebih tebal jika dibandingkan dengan tumbuhan yang tergolong dikotil.
- · Korteks
Korteks bagian
batang pada tumbuhan yang tergolong monokotil berupa jaringan-jaringan yang ada
di bagian bawah epidermis. Pada umumnya korteks tersusun dari bagian sel-sel
sklerenkim yang berupa kulit batang. Kulit batang sendiri mempunyai fungsi
dalam memperkuat dan juga mengeraskan bagian-bagian dari luar batang.
·
Stele
Stele bagian
batang pada tumbuhan yang tergolong monokotil ialah jaringan-jaringan yang
terdapat di bagian bawah korteks. Pada umumnya batas yang ada di antara stele
dan juga korteks tidak terlihat jelas. Stele yang di dalamnya berisi berkas
vaskuler yang menyebar di seluruh bagian empulur, terutama yang mengalami
konsentrasi mendekati bagian kulit batang
Floem berada di
area dahi, sedangkan xilem dibagi menjadi empat pembuluh yakni dua mata, hidung
dan juga mulut. Tipe yang terdapat pada berkas vaskuler tumbuhan yang
tergolong monokotil merupakan kolateral tertutup. Hal ini menandakan bahwa
antara floem dan juga xilem tidak terkandung kambium di dalamnya.Dengan
demikian, tumbuhan yang tergolong monokotil tidak akan terjadi proses
pertumbuhan sekunder.
Pada umumnya
tumbuhan yang tegolong monokotil hanya mengalami proses pertumbuhan primer
secara memanjang. Proses terjadinya pembesaran pada batang dilakukan melalui
suatu mekanisme pembentukan rongga-rongga. Bagian rongga ini mengalami
pembentukan karena terjadi hilangnya bagian empulur, tidak termasuk empulur
yang terdapat pada bagian buku-buku batang. Sangat bertolak belakang dengan
tumbuhan yang tergolong dikotil, struktur anatomi yang ada pada batang tumbuhan
yang tergolong monokotil dari mulai muda sampai tua prosesnya terjadi sama
persis.
Perbedaan
selanjutnya pada anatomi batang monokotil dan dikotil adalah keberadaan
meristem interkalar. Meristem interkalar adalah ciri yang dimiliki oleh batang
tumbuhan monokotil. Jaringan meristem ini terletak diantara meristem primer dan
jaringan dewasa. Meristem intrekalar memungkinkan batang tumbuhan memanjang
dengan cepat. Pemanjangan ruas batang ini dapat terjadi karena adanya proses
pembelahan sel membentuk sel muda yang sejajar membuat ruas batang semakin
membentang. Pada tumbuhan dikotil tidak ditemukan adanya meristem interkalar,
namun terdapat meristem lateral. Adapun yang termasuk dalam meristem lateral
adalah kambium vaskular dan kambium gabus.
Peranan kambium
Kambium
memegang peranan yang signifikan pada pembedaan antara batang tumbuhan dikotil
dan monokotil. Pada tumbuhan dikotil, kambium ditemukan sebagai pembatas antara
xylem dan floem. Kambium pada tanaman dikotil inilah yang memungkinkan
terbentuknya lapisan kulit pada perkembangan kambium kedalam batang dan
terbentuknya kayu pada pertumbuhan kambium ke arah luar batang. Kambium jugalah
yang membuat kita bisa memperkirakan umur sebuah pohon dengan melihat figur
cincin-cincin pada penampang batang pohon yang ditebang.
Dalam
tumbuhan dikotil terdapat dua macam kambium yaitu, kambium gabus dan kambium
pembuluh (Vascular Cambium).
- Kambium gabus – Kambium gabus merupakan bagian dari korteks.Pembentukan sel baru pada kambium membuat sel-sel korteks terdesak ke arah epidermis. Aktifitas dari kambium ini ke arah luar membangun lapisan gabus (phellem) dan pada beberapa spesies tumbuhan, kearah dalam membentuk phelloderm. Adapun fungsi kambium gabus adalah untuk mengendalikan masuknya air dan mencegah serangan hama
- Vascular Cambium – Vaskular kambium adalah apa yang sering disebut sebagai kambium saja. Kambium adalah jenis kambium yang membatasi bagian kulit kayu dari kolom kayu. Vascular cambium dibedakan lagi menjadi dua macam berdasarkan aktifitasnya, yaitu Kambium intravascular dan Kambium Intervascular. Fungsi dari kambium intravaskuler adalah membentuk floem sekunder ke arah luar dan membentuk xylem sekunder ke arah dalam. Berbeda dengan kambium intervaskuler yang memiliki fungsi sebagai pembentuk jari-jari empulur.
Batang Gymnospermae atau tumbuhan
berbiji terbuka memiliki anatomi dan perkembangan jaringan primer dan
sekunder yang sama seperti batang dikotil. secara anatomi, xilem batang
Gymnospermae terutama terdiri dari trakeid dan noktah ladam. tidak dijumpai
jari-jari xilem, trakhea dan serabut kayu. Floem pada batang Gymnospermae
umumnya terdiri daari pembuluh tapis dan dan parenkim floem, sel pengiring
Floem tidak ada. Pada kebanyakan Gymnospermae umumnya dijumpai saluran resin
pada korteks.
Tipe pembuluh pada Gymnospermae adalah Kolateral terbuka dimana terdapat kambium diantara xilem dan floem, tipe stelenya yaitu Diktiostele dimana Floem mengelilingi xilem (Amfikribal), silender pembuluh terbagi oleh celah daun (polypodium).
Batang gymnospermae diwakili oleh Pinus sp.. Pinus termasuk ke dalam tumbuhan Conifer. Sistem pembuluh gymnospermae adalah silinder bercelah, dan di bagian tengahnya terdapat empulur. Empulur terdiri dari jaringan agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar. Tipe berkas pembuluh konsentris amfikribal. Konsentris amfikribal artinya adalah perbuluh terbentuk dengan susunan xylem dikelilingi floem. Pada floem primer tidak terbentuk pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. di muka celah daun , jaringan sekunder dibentuk secara bertahap sehingga parenkin celah menonjol ke arah xilem sekunder yang dibentuk sejak awal. Xilem primer mungkin masih dapat dilihat di dekat empulur, namun floem primer sudah hilang, Jika floem primer yang rusak masih terlihat , maka dapt ditentukan batas antara floem dan korteks. Jika tidak maka batas tidak terlihat karena tidak ada serat floem primer yang dapat digunakan sebagai batas. Korteks berisi saluran Harsa (Resin), yang membesar tangensial sejalan dengan bertambahnya keliling batang. Periderm pertama terbentuk di bawah epidermis dan bertahan sebelum diganti beberapa tahun kemudian.
Tipe pembuluh pada Gymnospermae adalah Kolateral terbuka dimana terdapat kambium diantara xilem dan floem, tipe stelenya yaitu Diktiostele dimana Floem mengelilingi xilem (Amfikribal), silender pembuluh terbagi oleh celah daun (polypodium).
Batang gymnospermae diwakili oleh Pinus sp.. Pinus termasuk ke dalam tumbuhan Conifer. Sistem pembuluh gymnospermae adalah silinder bercelah, dan di bagian tengahnya terdapat empulur. Empulur terdiri dari jaringan agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar. Tipe berkas pembuluh konsentris amfikribal. Konsentris amfikribal artinya adalah perbuluh terbentuk dengan susunan xylem dikelilingi floem. Pada floem primer tidak terbentuk pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. di muka celah daun , jaringan sekunder dibentuk secara bertahap sehingga parenkin celah menonjol ke arah xilem sekunder yang dibentuk sejak awal. Xilem primer mungkin masih dapat dilihat di dekat empulur, namun floem primer sudah hilang, Jika floem primer yang rusak masih terlihat , maka dapt ditentukan batas antara floem dan korteks. Jika tidak maka batas tidak terlihat karena tidak ada serat floem primer yang dapat digunakan sebagai batas. Korteks berisi saluran Harsa (Resin), yang membesar tangensial sejalan dengan bertambahnya keliling batang. Periderm pertama terbentuk di bawah epidermis dan bertahan sebelum diganti beberapa tahun kemudian.
- Batang primer
Batang
dikelilingi epidermis.Di antara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel
penutup, idioblas, dan berbagai tipe trikoma. Di sebelah dalam epidermis
terdapat korteks yang terdiri dari berbagai tipe sel. Korteks yang paling
sederhana seluruhnya terdiri atas sel parenkim yang berdinding tipis.pada
pelargonium, retama, dan salicornia, parenkim berfungsi untuk fotosintesis dan
sebagi penyimpan tepung dan metabolit lain. Daerah diluar korteks yang
berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks batang
ini dapat juga berisi sklereida, sel sekretori, dan latifiser.
Batas
antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis batang berbeda dengan
endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidupp yang berbentuk silinder
kosong. Dinding endodermis mempunyai struktur yang khas dan khusus. Pada
dinding menjari dan melintang terdapat penebalan lignin(zat kayu) dan suberin (zat
gabus), yang disebut pita caspary. Dalam perkembangannya, sel endodermis
mengalami perubahan, yaitu penambahan lapisan gabus diseluruh permukaan
dalam dinding sel. Selanjutnya diikuti dengan penambahan lapisan sekunder dari
selulosa yang sering kali berisi zat kayu pada sisi dalam lapisan gabus.
Lapisan endodermis batang dicotyledoneae sering kali berisi butiran
tepung sehingga lapisan ini disebut sarung tepung.disebelah dalam lapisan
endodermis terdapat perisiklus yang merupakan satu lapisan sel diluar floem.
Disebelah
dalam endodermis adalah stele yang berisi system pembuluh . pada gymnospermae
dan sebagian besar dicotyledoneae, system pembuluh terdiri atas silinder
bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan
pembuluh, yaitu floem yang biasanya terletak dibagian luar dan xylem yang
biasanya terletak dibagian dalam. Xylem dan floem membentuk berkas pengangkut.
Ada dua tipe berkas pengangkut, yaitu sebagai berikut.
1.
Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi
kolateral tertutup dan terbuka. Disebut kolateral tertutup apabila di antara
xylem dan floem tidak terdapat cambium, tetapi terdapat parenkim penghubung.
Tipe ini biasa terdapat dalam batang monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka,
di antara xylem dan floem terdapat cambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini
biasanya terdapat pada batang dicotyledoneae (lihat gambar 54)
2.
Bikolateral
Berkas pengangkut tipe bikolateral
terdiri atas satu bagian xylem di tengah serta satu bagian floem di sebelah
luar dan xylem di tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu
bagian di sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat cambium, dan
antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung. Tipe bikolateral
terdapat pada beberapa dicotyledoneae, misalnya pada solanaceae, cucurbitaceae,
asclepiadaceae, apocynaceae, convolvulaceae, dan compositae.
3.
Konsentris (terputus)
Berkas pengangkut tipe konsentris
terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem atau sebaliknya. Apabila xylem
dikelilingi oleh floem disebut konsentris amfikribral, yang biasa
terdapat pada pteridophyta. Apabila floem dikelilingi oleh xylem disebut
konsentris amfivasal, yang biasa terdapat pada monocotyle-doneae misalnya pada
aloe arborescens, dracaena, cordylin, dan sebagainya (lihat gambar 55 A dan B).
4.
Radial (menjari)
Berkas pengangkut tipe menjari
terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang-seling menurut arah
jari-jari. Susunan seperti ini terdapat pada akar sewaktu xylem dan floem dalam
keadaan primer (lihat gambar 55 C)
Pada
sebagian besar monocotyledoneae dan sedikit dicotyle-doneae, system pembuluh
primer terdiri atas sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar tidak
berarturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara korteks,
silinder pembuluh, dan empulur.
System
pembuhluh yang dibicarakan di atas adalah jaringan primer yang terdiri atas
protoxilem dan metaxilem serta protofloem dan metafloem. Apabila protoxilem
terdapat di bagian dalam dari metaxilem dan diferensiasi metaxilem kea rah perifer
seperti pada batang angiospermae, disebut endark. Apabila protoxilem
terdapat di bagian luar dari metaxilem dan metaxilem berdiferensiasi secara
sentripetal seperti pada akar angiospermae, disebut eksar. Sering kali terjadi
mesark, apabila diferensiasi metaxilem kea rah sentripetal dan sentrifugal dari
protoxilem. Tipe mesark dan eksark xylem primer tampaknya lebih primitive.
Pada
angiospermae, khususnya dicotyledoneae, silinder pembuluh primer terputus-putus
pada tiap ruas karena keluarnya satu atau lebih berkas pengangkut yang masuk ke
dalam daun. Bagian ini disebut jejak daun (leaf trace). Menurut jumlah
jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut unilakuna, trilakuna, dan
multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna adalah tipe primitive pada
angiospermae. Namun, menurut Bailey (1956), dalam proses vaskularisasi,
angiospermae dapat mengalami perubahan yang reversible. Dari kenyataan tersebut
dapat diasumsikan bahwa:
1. Ruas unilakuna dari ranales
tertentu adalah primitive dan tidak dapat berubah selama evolusinya
2. Pada dicotyledoneae
tertentu, misalnya leguminosae dan anacardiaceae, ruas unilakuna diturunkan
dengan pengurangan dari suatu ruas trilakuna; dan
3. Pada dicotyledoneae yang
lain, misalnya epacridaceae dan cloranthaceae, ruas tri- dan multilakuna
berasal dari ruas unilakuna.
Ujung
pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai hubungan pembuluh dengan sumbu
utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak cabang (branch traces). Pada
ruas, jejak cabang dekat sekali dengan jejak daun.
Batang
berbagai dicotyledoneae berbeda satu sama lain dalam hal pola pembentukan
jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya dengan perkembangan
evolusi. Diasumsikan bahwa selama terjadi evolusi, silinder pembuluh primer
menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan kea rah menjari. Karena ada celah
daun, celah batang, dan perforasi, pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya
terjadi ke arah membujur. Silinder menjadi terbelah menjadi untaian memanjang,
dan ini terdapat pada sebagian besar dicotyledoneae.
System
pembuluh pada monocotyledoneae biasaya terdiri atas berkas yang tersebar di
seluruh jaringan dasar pada batang. Ada dua tipe dasar susunan berkas pengangkut
pada gramineae, yaitu sebagai berikut:
1. Berkas pengangkut tersusun
dalam dua lingkaran. Lingkaran luar tersusun dari berkas pengangkut yang kecil
dan disebelah dalam tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan disebelah
dalam tersusun atas berkas pengangkut besar.
2. Berkas pengangkut tersebar
di seluruh penampang melintang batang. Setiap berkas pengangkut dikelilingi
oleh selubung sklerenkim
Empulur
merupakan tubuh silindris dari jaringan di bagian tengah batang yang
dikelilingi oleh jarigan pembuluh. Empulur terdiri atas jaringan yang agak
seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar. Sering kali terdapat sel
parenkim yang berdinding tebal dengan penebalan lignin. Selain itu juga
terdapat sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat struktur sektretori dalam
empulur. Pada batang beberapa tumbuhan, misalnya phytolaca Americana,
empulurnya berongga.
Pertumbuhan
sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan kambium pembuluh yang membelah
secara terus menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini
khas pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Beberapa dikotil menema (herbaceous)
dan kebanyakan monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder
terjadi pembentukan periderm dari felogen. Cambium yang terdapat di antara
xylem dan floem disebut cambium pembuluh (cambium intravaskuler). Sementara,
cambium yang terdapat di antara berkas pengangkut disebut cambium antar
pembuluh (cambium intervaskuler).
Kambium
mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat kea rah membujur dan menjari
sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah dalam cambium membentuk
xylem sekunder, sedangkan kea rah luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang
dibentuk pada pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Cambium biasanya
terdiri atas 2 tipe sel sebagai berikut.
1. Sel inisial pemicu
menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Pada batang sequoia
sempervirens yang tua, panjang sel-sel ini mencapai 8,7 mm.
2. Sel inisial bersinar (ray
initial cell), yang selnya banyak dan lebih kecil dari tipe sel inisial
menggelendong, bentuknya hampir isodiametris.
Kedua tipe
sel inisial lebih besar pada batang yang tua dari pada batang yang muda. Unsur
yang berorientasi memanjang dalam organ, seperti unsur trakea, serabut,
parenkim xylem, floem dan unsur tapisan berkembang dari sel inisial
menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar dalam organ berkembang dari sel
inisial jari-jari . sel cambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding
menjari lebih tebal daripada dinding membujurnya. Apabila cambium mempunyai
noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal daripada
dinding membujurnya. Apabila cambium aktif, wilayah cambium terdiri atas
beberapa lapisan sel. Apabila cambium dorman, wilayah cambium berkurang,
biasanya hanya satu lapisan sel saja. Berdasarkan susunan sel menggelendong,
cambium dapat dibedakan menjadi dua tipe berikut:
1. Cambium bertingkat atau
berlapis (gambar 59), letak sel inisial menggelendong tersusun dalam deratan
mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial ini beragam antara
140-529 mm.
2. Cambium tidak bertingkat,
letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu dengan lainnya. Tipe
cambium ini ditemukan dengan panjang yang beragam antara 320-2300 mm.
Hasil
penebalan sekunder menyebabkan lingkaran silider xylem meningkat. Cambium
bertingkat membelah antiklin memanjang. Pada cambium tidak bertingkat, sel
inisial menggelendong membelah miring, semua melintang, dan antiklin, yang
diikuti dengan pertumbuhan intrusif.
Pada
Gymnoespermae, bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak pembuluh resin,
kecuali pada Gnetaceae. Pada Dicotyledoneae tidak terdapat pembuluh resin. Pada
Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan sekunder. Antara xylem dan floem
terdapa parenkim penghubung. Pada tumbuhan yang masih mudah, titik tumbuh
kecil, tetapi semakin meluas sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat
membesar, misalnya pada Palmae. Jadi, pemebsaran batang tidak disebabkan
oleh eprtumbuhan sekunder, tetapi oleh melebarnya titik tumbuh.
D. Tipe Batang
Struktur
batang primer berbeda dengan struktur batang sekunder sehingga sering kali
digunakan untuk membedakan tipe batang. Biasanya tipe batang dibedakan atas
batang Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak berkayu (perdu), Dikotil
merambat, Dikotil dengan pertumbuhan menyimpang, dan Monokotil.
1. Batang Conifer
Contoh
batang Conifer adalah Pinus. Batang Pinus mempunyai tipe berkas
pengangkut konsentris amfikribral. Pada floem primer tidak terbentuk
serabut pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. Selama
pertumbuhan sekunder, batas luar dari floem dapat dikenali dengan adanya
jari-jari empulur. Terkadang, sel di luar floem berisi tannin. Sejak pertumbuhan
awal, batang mengandung pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya
membesar, pembuluh resin juga menjadi lebih luas.
2. Batang Dikotil Berkayu
Pada
kebanyakan Dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya sempit,
misalnya pada Salix, Prunus, dan Quercus, dan sangat sempit pada Tilia.
Pada spesies-spesies tersebut, jaringan sekunder membentuk silinder yang
membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari empulur.
Di bawah
epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa lapisan
kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang berisi
klorofil. Endodermis yang berisi tepung disebut floeoterma atau selubung
tepung.
Empulur
terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga terdapat pada
bagian korteks. Pada batang yangsudah tua, empu8lur terdiri atas sel berdinding
tebal dan berwarna lebih yang mengandung tepung. Pada floem sekunder banyak
dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel parenkim.
3. Batang Dikotil Tidak Berkayu (Herbaceus
= Menerna)
Pada
batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal pertumbuhan
sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan lentisel. Satu atau
dua lapisan korteks di bawah epidermis berisi kloroplas. Lapisan ini diikuti
oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. Floem
primer berisi serabut dekat dengan korteks (serabut protofloem). Di dalam floem
sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada metafloem. Cambium pembuluh
memisahkan floem dengan xylem sekunder dengan membentuk silinder yang
pada. Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah. Tepung dan
Kristal sering terdapat dalam empulur maupun korteks.
Berkas
pengangkut pada batang menerna biasanya kolateral. Solanaceae, misalnya
tomat, kentang, dan tembakay, serta Cucurbitaceae, misalnya labu, mempunyai
berkas pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar
xylem, juga terdapat floem dalam. Kambium terdapat diantara floem luar dengan
xylem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terdapat daerah antara floem luar dan
xylem saja. Korteks terdiiri atas parenkim dan kolenkim.
4. Batang Dikotil Merambat
Para Aristolochia,
jaringan pembuluh primer tersusun kolateral. Jaringan primer terdiri atas
epidermis, korteks yang terdiri atas parenkim dan kolenkim yang mengandung
klorofil, dan silinder pusat (stele) yang terdiri atas serabut yang banyak
mengandung tepung.
Sel yang
dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relative lebih kecil. Floem sekunder tidak
berserabut. Apabila diameter batang membesar, setiap berkas pengangkut
juga membesar ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies,
beberapa sel parenkim berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim
di bawah epidermis.
Cucurbita mempunyai berkas pangangkut
bikolateral. Epidermis uniseriate dan di bawahnya terdapat kolenkim dan
klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah epidermis yang mempunyai stomata.
Endodermis mengandung tepung. Cirri khas batang Diotil merambat adalah
terdapatnya sklerenkim di luar berkas pengangkut.
5. Batang Dikotil dengan Pertumbuhan
Sekunder yang Menyimpang
Pertumbuhan
sekunder yang menyimpang digunakan untuk menunjukkan bentuk keaktifan kambium
yang menyimpang dari kebiasaan, yang ditemukan pada Conifer dan tumbuhan
Dikotil berkayu dari daerah beriklim sedang. Pada beberapa tumbuhan dengan
pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh terdapat pada kedudukan normal. Namun,
tubuh sekunder menunjukkan penyebarang xylem dan floem yang tidak biasa. Pada Leptadenia,
Strychnos, dan Thunbergia, floem dibentuk tidak hanya ke arah luar,
tetapi juga ke arah dalam sehingga floem sekunder terdapat di dalam xylem
sekunder.
Pada
Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menispermaceae, dan Nygtaginaceae, serangkaian
cambium pembuluh tersusun dari bagian pusat batang ke arah luar. Masing-masing
kambium menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah luar sehingga
terjadi lapisan yang terdiri atas xylem, kambium, dan floem. Pada batang Bougaienvillea
spectobilis, xylem dan floem membentuk untaian yang tertanan dalam jaringan
parenkim, yang disebut jaringan konjungtif. Jaringan ini merupakan hasil
keaktifan kambium di antara berkas pengangkut yang mirip dengan keaktifan
kambium antarpembuluh, tetapi masa keaktifannya terbatas. Bougainvillea
spectibilis mempunyai kambium yang tidak normal.
Pertumbuhan
menyimpang yang lain juga terjadi pada Bignoniaceae. Setelah silinder kambium
biasa terbentuk pada akhir pertumbuhan primer, empat bidang kambium berhenti
menghasilkan xylem, tetapi terus melepaskan turunannya ke sisi floem. Jadi, ada
dua jenis kambium, yaitu (1) dipleuris, yang menunjukkan keaktifan ke dua arah,
dan (2) monopleuris, yang keaktifannya hanya satu arah. Dari pertumbuhan yang
menyimpang ini terbentuklah floem yang tertanan dalam xylem. Setiap panel floem
yang tertanam dalam xylem mempunyai kambium yang hanya mengahsilkan floem ke
arah luar saja. Diantara xylem dan floem tepi terdapat kambium yang
menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah luar.
Aralia
cordeta, yang
mempunyai berkas penangkut bikolateral, juga mengalami pertumbuhan menyimpang,
berkas pengangkut bikolateral biasanya terdiri atas xylem di bagian tengah dan
floem di sebelah luar dan dalam. Pada Aralia terjadi sebaliknya, yaitu
floem terdapat di tengah, dan xylem terdapat di sebelah luar dan dalam.
6. Batang Monocotyledoneae
` Batang Poaceae pada penampang
melintangnya tampak mempunyai berkas pengangkut yang tersusun dalam dua
lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas pengangkut yang tersusun melindungi di
sebelah luar tertanam dalam jaringan sklerenkim. Antara berkas pengangkut yang
kecil dengan epidermis terdapat serabut dan klorenkim. Stomata terdapat pada
epidermis di dekat klorenkim. Pada batang dengan bekas pengangkut tersebar,
tidak terdapat lapisan serabut tepi, akan tetapi parenkim di bawah epidermis
mengalami penskleritan. Pada batang Monokotil, tidak terjadi pertumbuhan
sekunder dan berkas pengangkutnya mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae
selain Poaceae juga mempunyai berkas pengakut tersebar atau melingkar dekat
bagian tepi. Potamogeton, tumbuhan Monokotil yang hidup di air,
mempunyai korteks lebar yang terdiri atas jaringan aerenkim. Antara korteks dan
silinder pembuluh dibatasi oleh endodermis yang selnya kecil.
Pada
umumnya, Monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari kambium pembuluh,
tetapi batangnya dapt berkembang menajd itebal. Misalnya pada Palmae. Penebalan
ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar. Pertumbuhan ini
disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Namun ada juga tumbuhan
Monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu
pada Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline, Draceaena, Sansevieria, dan
Yucca). Kambium berasal dari parenkim yang terdapat di luar berkas
pengangkut primer, yang menghasilkan berkas pengangkut sekunder dan parenkim ke
arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim ke arah luar. Perkembangan berkas
pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang membelah memanjang, kemudian
sel yang dihasilkan membelah memanjang lagi dua atau tiga kali. Hasil
pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung dengan sel
sklerenkim. Sel yang berderet tegak bergabung membentuk berkas pengangkut.
Berkas pengangkut sekunder mungkin kolateral atau amfivasal.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
Estiti B . 1995 . Anatomi tumbuhan berbiji . Bandung : Penerbit ITB
Estiti, Hidayat. 1995. Anatomi
Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.
Loveless,
A.R. 1991. Prinsip – Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1.
Jakarta : PT. Gramedia.
Mulyani,sri.2006.Anatomi
tumbuhan.Yogyakarta:KANISIU
Komentar
Posting Komentar