Tugas mia jangka sorong



LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
“JANGKA SORONG"


MIA MEILANI
A1C416031
KELOMPOK 1 (SATU)

ASDOS : 1. PHUTY AYU NINGRUM (A1C314028)
                2. SARI MALINDA (A1C314033)
                3. RAFETTANIA PRIHATIN (A1C314036)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

 
PERCOBAAN 1



JUDUL           :  Penggunaan Alat-alat ukur (Jangka Sorong)

Hari/Tanggal   : Sabtu, 8 Oktober 2016                   

Tujuan             : a. Dapat menghitung ketelitian jangka sorong
                          b. Dapat menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dalam,                                  diameter luar, dan kedalaman suatu benda.

I.                   PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
            Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam melalui pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenarannya secara nyata melalui penglihatan. Pelajaran fisika tidak terlepas dari kegiatan praktikum atau percobaan. Salah satu praktikum yang dilakukan dalam fisika adalah pengukuran, baik pengukuran secara langsung seperti mengukur panjang, massa , volume, dan lain-lain ataupun secara tidak langsung seperti mengukur energi, gaya kecepatan, dan lain-lain.
            Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengukuran. Kegiatan mengukur dapat meliputi berbagai aspek seperti pengukuran panjang, suhu, ketebalan, kuat arus, dan lain sebagainya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengukuran merupakan bagian dari kehidupan manusia.
            Pengukuran adalah kegiatan untuk mendapatkan  ilai dari suatu benda (objek), mengukur berarti membandingkan besaran suatu benda dengan skala standar. Suatu pengukuran merupakan hal yang harus dilakukan dengan ketelitian yang tinggi, sehingga diperlukan metode pengukuran yang benar serta penggunaan alat ukur yang tepat. Untuk pengukuran dalam fisika kita menggunakan alat ukur, beberapa alat ukur dasar adalah mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, dan lain sebagainya, setiap alat ukur tersebut memiliki ciri karakteristik fungsi masing-masing , seperti mistar yang digunakan untuk mengukur panjang atau lebar suatu benda, mikrometer skrup untuk mengukur tebal suatu logam, demikian pulanya dengan jangka sorong yang memiliki fungsi tersendiri.
            Janga sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai 0.05 mm dan dapat dipergunakan untuk mengukur diameter dalam, diamter luar, panjang, dan kedalaman suatu benda. Jangka sorong terdiri dari dua bagian utama yaiturahang tetap dan rahang geser serta memiliki dua macam skala yaitu skala utama dan skala nonius. Oleh sebab iyu, pada praktikum percobaan ini akan dibahas tentang bagaimana cara mengukur benda dengan menggunakan jangka sorong agar mahasiswa menjadi terlatih memahami cara menggunakan alat ukur jangka sorong dan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.


II                 LANDASAN TEORI
            Ilmu fisika adalah ilmu yang dilandasi oleh pengukuran besaran, dimana dasar pengukuran tersebut digunakan untuk mengetahui jari-jari atom massa bumi, jarak bumi kematahari, dan sebagainya dalam segala aspek kehidupan. Terakait dengan pengukuran itu, berkembang juga alat ukur yang berarti berkembangnya teknologi. Telah disebutkan bahwa pengukuran berarti membandingkan nilai besaran itu dengan satuan . satuan merupakan ukuran perbandingan telah disepakati (SI). Untuk membuat pengukuran yang akurat dan handal kita memerlukan satuan pengukuran yang tidak berubah dan dapat diaplikasi oleh pengamat diberbagai lokasi, sistem satuan yang digunakan para ilmuwan dan insinyur diseluruh dunia tersebut “sistem metrik” tetapi sejak tahun 1960 disebut sebagai sistem internasional (Young dan freedman,2000 :4 )
            Fisika adalah ilmu percobaan, percobaan memerlukan pengukuran dan kita biasanya menggunakan bilangan untuk menyatakan hasil pengukuran, setiap bilangan yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu fenomena fisika secara kuantitatif disebut besaran fisika. Beberapa besaran fisika begitu mendasar sehingga kita dapat mendefinisikannya hanya dengan mendeskripsikan bagaimana cara mengukurnya definisi seperti itu disebut definisi operasi operasional (Young dan freedman,2002 :3 )
            Suatu pengukuran yang akurat dan presisi sangat bergantung pada metode pengukuran dan alat ukur. Hasil pengamatan yang baik akan berarti atau bermanfaat jika pengolahan dikerjakan secara tepat ( Tim fisika dasar,2004:9 )
            Untuk membuat pengukuran yang akurat dan handal, kita memerlukan satuan pengukuran yang tidak berubah dan dapat memberikan hasil yang tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran, ketidakpastian muncul dari sumber keterbatasan ketetapan setiap alat pengukur dan ketidakmampuan membaca sebuah instrumen diluar batas bagian terkecil yang ditunjukkan ( Giancolli,2001:8 )
           Pada saat mengukur benda, diperlukan alat ukur yang sesuai skalanya, untuk mengukur panjang benda yang tergolong kecil, kita dapat menffunakan jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur diameter dalam sebuah bola diameter dalam sebuah bola diameter luas sebuah pipa ( Sutarto,2010:11)
            Jangka sorong dapat dipakai untuk pengukuran benda dengan batas ukur dan kira-kira 10 mm sampai 120 mm, jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm ( Giancolli C.Douglas,2001:6)
      Jangka sorong merupakan alat yang dilengkapi dengan nonius sehingga tingkat ketelitiannya ada yang sampai 0.02 mm tanpa nonius, jangka sorong mempunyai nilai skala terkecil skala utama adalah 1 mm dan batas ukur 150 mm. Pada nonius jangka sorong biasanya 19 bagian skala utama, 50 bagian skala nonius atau 50 bagian skala nonius 49 mm, sehingga jarak antara skala nonius terdekat adalah 49/50 mm= 0,98 mm. Nst nonius jangka sorong dapat dicari dengan rumus :
Nst nonius = selisih dari dua Nst skala utama dengan jarak antara dua skala nonius
                        (1-0,98) mm = 0.02 mm atau
Nst nonius  = (1/n) ( Nst tanpa nonius )
                        (1/50) (1mm) = 0.02 mm ( Penuntun fisika dasar:2016:1)



Bagian bagian jangka sorong

Hasil gambar untuk bagian bagian jangka soron
            Secara umum, jangka sorong terdiri atas dua bagian yaitu rahang tetap dan rahang sorong/geser jangka sorong yang terdiri dari dua skala, yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius yang terdapat pada rahang geser. Sepuluh skala utama memiliki  panjang 1 cm, jadi jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius yang memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm x 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1  mm atau 0,01 cm ( http://dokumen.tips/documents/makalah-jangka-sorongpdf.html )
            Langkah langkah dalam menggunakan jangka sorong
1.      Mengukur diameter luar dan panjang benda
-          Letakkan benda yang akan diukur diantara rahang tetap bawah dan rahang geser bawah lalu jepit benda tersebut.
-          Hasil dicatat pada skala utama dan noniusnya
2.      Mengukur diameter dalam
-          Benda yang akan diukur diletakkan diantara rahang tetap atas dan rahang geser atas sehingga kedua rahang masuk kedalam benda.
-          Catatlah hasil pengukurannya.

3.      Mengukur kedalaman benda
-          Gurat ukur dimasukkan kedalam suatu benda sehingga ujuang batang jangka sorong menyentuh dasar  benda dengan cara menggeser rahang.
-          Catatlah hasil pengukurannya. ( http://alatukur.web.id/jangka-sorong-pengertian-dan-cara-kerjanya/ )


 




I.                   ALAT DAN BAHAN
a.       Jangka sorong
b.      Silinder materi
c.       Tepung reaksi/gelas ukur
d.      Mistar

II.                METODE PERCOBAAN
2.1  Prosedur Kerja
a.       Sebelum dilakukan pengukuran observasilah jangka sorong yang akan digunakan serta dicari batas ukur maksimum dan ketelitiannya
b.      Dijepitkan benda ukur antara rahang untuk mengukur diameter luar dan panjang benda. Sekrup penahan dikencangkan dan dibaca skala utanma + skala nonius
c.       Diukur juga diameter dalam benda ukur dengan memasukkan rahang atas pada rongga benda ukur, dan dikencangkan skrup penahan dan dibaca skalanya
d.      Diukur kedalaman tabung reaksi atau gelas ukur dengan memasukkan ujung batang yang dapat bergerak kedalam benda ukur dan dikencangkan sekrup penahan serta dibaca skala yang ditunjukkan
e.       Dilakukan pengukuran masing-masing 5 kali pengukuran untuk
§  Diameter dalam tabung reaksi
§  Kedalaman tabung reaksi
§  Panjang silinder materi
§  Diameter luar silinder materi
f.       Dicari isi tabung reaksi
g.      Dilaporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif 

 4.2 ANALISIS DATA
































4.3 prosedur Percobaan


a.       Mengukur diameter luar silinder materi




Langkah-langkah :
1.      Jangka sorong direnggangkan
2.      Benda/materi dijepitkan pada rahang bawah tetap dan rahang geser bawah
3.      Skrup dikencangkan
4.      Baca dan catat hasil yang ditunjukkan
b.       Mengukur diameter dalam silinder materi




Langkah-langkah :
1.      Jangka sorong direnggangkan
2.      Benda/materi dijepitkan pada rahang bawah tetap dan rahang geser bawah
3.      Skrup dikencangkan
4.      Baca dan catat hasil yang ditunjukkan


c.       Mengukur kedalaman tabung
 



Langkah-langkah :
1.      Jangka sorong direnggangkan dan tabung reaksi dimasukkan kedalam tungkai
2.      Skrup dikencangkan
3.      Baca dan catat hasil skala yang ditunjukkan


                               d. Mengukur diameter dalam tabung







Langkah-langkah :

1.      Jangka sorong direnggangkan

2.      Rahang atas jangka sorong dimasukkan kedalam tabung
3.      Skrup dikencangkan’
4.      Baca dan catat hasil skala yang ditunjukkan





V. HASIL DAN PEMBAHASAN
 

5.1  Hasil
a.       Diameter luar silinder materi
No
SU
SN
Hasil ( SU+SN)
1
26 mm
14x0.05 = 0,7 mm
26+0.7 = 26.7 mm
2
27 mm
16 x0.05 = 0.8 mm
27+0.8 = 27.8 mm
3
27 mm
14x0.05 = 0.7 mm
27+0.7 = 27.7 mm
 


b.       Tinggi silinder materi
No
SU
SN
Hasil ( SU+SN)
1
19 mm
18x0.05 = 0,9 mm
19+0.9 = 19.9 mm
2
19 mm
18 x0.05 = 0.9 mm
19+0.9 = 19.9 mm
3
18 mm
18x0.05 = 0.9 mm
18+0.9 = 18.9 mm

c. Kedalaman tabung reaksi 
No
SU
SN
Hasil ( SU+SN)
1
146 mm
6x0.05 = 0,3 mm
146+0.3 = 146.3 mm
2
146 mm
4x0.05 = 0.2 mm
146+0.2 = 146.2 mm
3
146 mm
2x0.05 = 0.1 mm
146+0.1 = 146.1 mm
  d. Diamater dalam tabung reaksi



No
SU
SN
Hasil ( SU+SN)
1
16 mm
3x0.05 = 0,15 mm
16+0.15 = 16.15 mm
2
16 mm
3x0.05 = 0.15 mm
16+0.15 = 16.15 mm
3
17 mm
2x0.05 = 0.10 mm
17+0.10 = 17.1 mm
  5.2 Pembahasan
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan nilai suatu besaran yang diukur menggunakan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam  melakukan kita bisa menggunakan mistar, meteran, jangka sorong, mikrometer skrup, neraca ohaus, dan lain lain. Pada praktikum kali ini alat ukur yang digunakan yaitu jangka sorong, jangka sorong memiliki 2 skala yaitu skala utama dan skala nonius serta memiliki ketelitian 0.05 mm.
            Saat melakukan pengukuran menggunakan alat ukur tidak mungkin mendapatkan nilai yang pasti benar bahkan selalu terjadi kesalahan atau ketidakpastian, ada beberapa macam kesalahan diantaranya :
1.      Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah yang disebabkan keterbatan pada pengamat saat melakukan pengukuran, kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala terkecil dan kekurangtampilan dalam menyusun dan memakai alat.
2.      Kesalahan sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan sekitar alat yang mempengaruhi kinerja alat misalnya kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat, kerusakan alat, dan lain lain.
3.      Kesalahan acak
Kesalahan acak adalah kesalahan yang terjadi karena adanya fruktuasi  fruktuasi halus pada saat melakukan pengukuran, kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya gerak brown molekul udara, fruktuasi tegangan listrik, bising dan radiasi
                 Pada praktikum dengan alat ukur jangka sorong, dilakukan pengukuran diameter luar silinder materi, tinggi silinder materi, kedalaman tabung dan diameter dalam tabung reaksi.
                 Pengukran pertama dilakukan untuk mengukur diameter luar silinder materi dengan cara jangka sorong direnggangkan, lalu benda/materi dijepitkan pada rahang bawah, skrup dikencangkan kemudian baca dan catat hasil skala yang ditunjukkan , pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali oleh beberapa orangdala setiap pengukurannya,sehingga didapatkan hasil pengukuran yang berbeda yaitu X1 = 26,7 mm, X2=27.8 mm, dan X3= 27.7 mm.

                    Pengukuran kedua dilakukan dengan mengukur tinggi silinder materi dengan cara jangka sorong direnggangkan, lalu benda atau materi dijepitkan pada rahang bawah, sekrup dikencangkan kemudian baca dan catat hasil skala yang ditunjukkan, percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan hasil X1 = 19.9 mm, X2= 19.9 mm dan X3=18.9 mm.
                  Pengukuran yang ketiga dilakukan dengan mengukur kedalaman tabung reaksi dengan cara jangka sorong direnggangkan, lalu tabung reaksi dimasukkan kedalam tungkai, skrup dikencangkan kemudian baca dan catat hasil yang ditunjukkan, percobaan  dilakukan sebanyak 3 kali dengan hasil pengukuram X1= 146.3 mm, X2= 146.2 mm, dan X3=146.1 mm
               Dan pengukuran yang terakhir dilakukan dengan mengukur diameter dalam tabung reaksi dengan cara jangka sorong direnggangkan, lalu rahang atas jangka sorong dimasukkan kedalam tabung, skrup dikencangkan, kemudian baca dan catat hasil skala yang ditunjukkan, percobaan ini dilakukan juga sebanyak 3 kali dengan hasil X1= 16.15 mm, X2=16.15 mm, dan X3=17,1 mm.




















VI.                   KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan penggunaan alat ukur jangka sorong maka dapat disimpulkan bahwa jangka sorong memiliki tingkat ketelitian yang daat dihitung dengan menggunaka rumus
Nst nonius  = 1/n x Nst tanpa nonius
                    = 1/20 x 1 mm
                    = 0.05 mm
Jangka sorong digunakan untuk mengukur
a.       Diameter luar silinder materi dengan cara menjepitkan silinder materi pada rahang bawah jangka sorong dengan posisi silinder berdiri lalu skrup dikencangkan dan catat hasil skala yang ditunjukkan.
b.      Tinggi silinder materi dengan cara menjepitkan silinder materi pada rahang bawah jangka sorong dengan posisi melintang, lalu skrup dikencangkan dan catat hasil yang ditunjukkan
c.       Kedalaman tabung dengan cara meregangkan jangka sorong sampai bagian tungkai keluar, masukkan tungkai kedalam tabung reaksi, skrup dikencangkan dan catat hasil skala yang ditunjukkan
d.      Diameter dalam tabung dengan cara memasukkan rahang atas jangka sorong kedalam tabung reaksi, skrup dikencangkan dan catat hasil skala yang ditunjukkan.


DAFTAR PUSTAKA
Giancolli. 2001. Fisika. Jakarta: Eirlangga
Young, high D,kk. 2002. Fisika Universitas Jakarta: Eirlangga
Tim Fisika Dasar. 2016. Penuntun praktikum fisika dasar. Jambi: Universitas Jambi
 Diakses Senin,11 Oktober 2016
 Diakses Senin,11 Oktober 2016







LAMPIRAN


















 

Komentar

  1. Citizen EcoDrive Titanium Watch - The Perfect Sport
    The Citizen EcoDrive Titanium titanium bohr model Watch titanium easy flux 125 amp welder lets you track and stream live live titanium apple watch band TV streaming of live titanium scooter bars sporting events. For the fans of live sports such as suppliers of metal horse racing and

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anatomi Batang